MAKAN DI DASHBOARD

Istilah makan di dasbor muncul de-ngan maraknya praktik makan saat berkendara untuk menghemat waktu. Makanan yang populer di jalan adalah yoghurt dalam tabung tekan, sup dalam wadah panas-dan-isap, dan kue berukuran kecil yang muat pada tempat cangkir di mobil. Seorang analis produk konsumen di AS menyatakan bahwa keinginan masyarakat akan jenis makanan yang dapat segera dan mudah disantap ketika di jalan semakin meningkat. Di beberapa kebudayaan, makan dengan santai di meja makan menjadi hal yang langka.

Mental makan-dan-cepat pergi dapat menyerbu pikiran rohani kita. Apakah kita mengesampingkan persekutuan sehari-hari yang tak terburu-buru dengan Yesus? Apakah sewaktu membaca Alkitab dan berdoa, kita melakukannya dengan terburu-buru atau santai?

Kristus yang bangkit berkata pada jemaat Laodikia yang suamsuam kuku, Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku (Wahyu 3:20). Ketika kita membuka hati dengan pasrah kepada Allah, Dia menjanjikan makan besar, bukan sekadar kudapan. Tawaran-Nya untuk makan bersama kita mengandung janji bahwa kita akan menikmati makanan bergizi dan bercakap-cakap dengan santai, bukan sekadar sapaan halo dan selamat tinggal yang buru-buru.

Ketika budaya modern memuja efisiensi dan kecepatan, Allah mengundang kita untuk mengurangi kecepatan dan duduk menikmati pesta persekutuan rohani dengan-Nya DCM

Leave a comment