”SIKAP DAN PERKATAAN, JANGAN MENDUKAKAN ROH KUDUS” Efesus 4 : 28 – 30

Setelah Paulus menyampaikan perihal hidup dalam kesatuan jemaat dan luasnya Kasih Karunia Allah, pada bagian pasal 4:17-32, Paulus menyoroti kedalaman dari Kasih Karunia Allah, yang diperuntukkan bagi manusia, yang diperhadapkan dengan pembaharuan hidup, menjadi manusia baru dalam Kristus.

Mengalami pembaharuan dalam Kristus, berarti menanggalkan manusia lama (yang membinasakan dan menyesakkan). Bagian dari sikap hidup manusia lama, sebagaimana yang disebutkan Paulus dalam ayat-ayat bacaan Alkitab kita saat ini: Efesus 4:28-30. Ada nasihat-nasihat seakan ditujukan semata-mata bagi orang yang baru percaya atau baru bertobat, tetapi sesungguhnya juga bagi setiap orang percaya yang selalu perlu diperbaharui, selalu membutuhkan nasihat dan petunjuk.

PENDALAMAN TEKS:

Ayat 28: yang mau dikatakan ayat ini “orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi…” adalah suatu yang sudah menjadi kebiasaan, atau yang biasa mencuri. Hal mana bisa dilakukan oleh orang-orang dari golongan apapun. Selalu akan ada yang dirugikan, dan mengambil apa yang bukan menjadi haknya. Budaya atau kebiasaan mencuri suatu yang bertentangan dengan hidup sebagai manusia baru.

Ayat 28: “….baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik…” bahwa Allah menciptakan kita baik dan utuh, dan Ia terus berkarya dan bekerja. Dalam kasih karunia-Nya, tidak ada kekurangan bagi kita. Karena itu, lakukanlah pekerjaan, sebagai pengakuan atau berkat keutuhan dan kebaikan hidup dari Allah, untuk memenuhi (membagikan) hal yang berguna memberikan semangat hidup bagi orang yang berkekurangan.

Ayat 29: “janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu…” mulut adalah bagian dari keutuhna ciptaan Tuhan, menjadi makhluk yang hidup (bnd. Kejadian 2:7). Kalau ada perkataan yang kotor (busuk), itu sesuatu yang membinasakan. Seperti pepatah yang mengatakan “karena mulut badan binasa”.

Ayat 29: “….pakailah perkataan yang baik untuk membangun…” ketika Allah mencipta ‘Ia melihat semuanya itu baik’, sesungguhnya berarti apa yang ada pada kita termasuk mulut adalah baik. Karena itu seharusnya, yang baik untuk membangun menjadi perkataan kita, sehingga dapat menghadirkan suasana yang dipenuhi kasih karunia yang adalah berkat Allah.

Ayat 30: “….janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah…” dalam hal ini memang bukan dimaksudkan sebagai yang melawan atau menolak Roh Kudus Allah, melainkan berbuat dan berkata yang tidak sesuai dengan kehendak Roh Kudus. Yang membuat kerugian orang lain (mencuri), yang dapat membinasakan (perkataan kotor).

Ayat 30: “….yang telah memeteraikan kamu…” karena mereka telah belajar mengenal Kristus, dan mau menjadi anggota tubuh-Nya, itu berarti sah (dimeteraikan) menjadi bagian dari kasih karunia Allah. Dan siap menyongsong penggenapan keselamatan dalam Kristus.

PERTANYAAN UNTUK DI DISKUSIKAN:

  1. Di suatu daerah ada suatu tradisi menerima dan mengakui “mencuri” sebagai suatu bagian dari pengakuan bahwa, yang mencuri, adalah orang yang berani dan suatu kebanggaan. Bagaimana kita menyikap pandangan seperti itu?
  2. Ada beberapa daerah, terbiasa dalam sapaan perjumpaan menggunakan perkataan yang bernuansa ‘kotor’. Ceritakan pengalaman saudara mengenai hal ini dan apa pendapat saudara?
  3. Ketika kita mendapati ada saudara atau rekan sepelayanan kita lalai atau salah dalam menjalankan tugas pelayanannya, supaya tidak mendukakan Roh Kudus, apa yang pantas atau layak kita lakukan?

Leave a comment