”MINTALAH KEPADA TUHAN” Mazmur 2 : 1 – 12

Mazmur ini adalah mazmur mesianis; mazmur yang menggambarkan raja sebagai orang yang diurapi Allah dan melakukan segala yang ditetapkan Allah.

Mazmur ini ditulis Daud dan dikutip penulis Perjanjian Baru untuk menjelaskan kedudukan Yesus sebagai Tuhan dan yang diurapi-Nya yang menimbulkan perlawanan dari penguasa dunia (Kisah Para Rasul 4:24-27). Sebagai raja yang dilantik Allah, maka ia dilengkapi dengan kuasa dan berkat yang melimpah agar dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya.

PENJELASAN NAS

Ayat 1-6

Pelantikan raja yang diurapi Allah menimbulkan goncangan hebat di kalangan penguasa dunia. Mereka melakukan persekongkolan jahat untuk menolak raja dengan cara menggalang kekuatan agar mereka terbebas dan dapat berkehendak tanpa batas. Mereka menganggap raja yang diurapi Allah mengungkung kedaulatan mereka. Pemufakatan jahat ini bukan sesuatu yang harus dirisaukan dan ditakuti. Allah memerhatikan perilaku mereka dan menertawakan cara-cara yang mereka buat guna melawan raja yang diurapi-Nya. Tuhan menganggap tindakan mereka sebagai permainan yang menggelikan dan menganggap mereka tak mampu melawan kehendak-Nya. Allah tidak hanya menertawakan mereka, bahkan Allah dapat menyatakan kehangatan murka-Nya.

Ayat 7-9

Raja yang diurapi Allah itu adalah anak manusia yang dikasihi-Nya dan ditugaskan menjalankan pemerintahan Allah di muka bumi. Raja yang dilantik itu memiliki mandat ilahi dan diberi otoritas untuk menghancurkan musuh-musuhnya tanpa belas kasihan bagaikan tembikar yang terpecah. Mandat ilahi menjadi utama dan penting sehingga pelantikan oleh Allah menjadi jaminan yang membuat raja dapat menegakkan pemerintahan Allah dengan wibawa sorgawi. Allah melengkapi raja yang diurapi-Nya dengan harta benda yang melimpah. Kekuasaan yang besar dengan segala sumber daya alam yang ada menunjukkan bahwa raja yang dilantik patut dihormati dan dikagumi. Sebagai pemimpin, ia adalah raja tidak perlu kuatir tentang hidup dan masa depannya.

Ayat 10-12

Dengan otoritas ilahi dan jaminan berkat yang melimpah, raja diingatkan untuk setia dalam ibadah dan berlaku bijak dalam tindakan dan keputusan-keputusannya. Raja bukanlah Tuhan yang harus disembah dan ditakuti. Raja tetap adalah manusia ciptaan Allah yang diperkenankan menjadi pemimpin karena kemurahan Allah. Raja tidak boleh sombong dan menuntut penyembahan dari pihak manusia. Ketertundukan raja kepada Allah menjadi keharusan bahwa hidup dan status yang dimilikinya semata karena kehendak Allah. Jika raja mengabaikan ibadah dan pengajaran firman dalam pengabdiannya, maka Allah dapat menjadi lawannya. Allah sendiri melawan orang yang diurapi-Nya. Murka Allah dapat menyala jika raja hidup dengan cara-caranya sendiri dan mengabaikan kebenaran firman-Nya. Karena itu tidak hanya raja, tetapi semua orang diingatkan untuk mengasihi Allah dan hanya berlindung pada-Nya agar mereka menikmati kebahagiaan hidup.

PERCAKAPKAN

  1. Sebutkanlah hal-hal yang harus dilakukan pemimpin yang baik dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
  2. Beri komentar saudara jika ada pemimpin yang memperkaya diri dan tidak peduli terhadap nasib dari orang yang dipimpinnya. Apakah saudara percaya pemimpin kita dapat menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh?
  3. Apa jadinya jika pemimpin mengabaikan doa dan ibadah? Apakah mereka semakin bersinar atau menjadi redup karir dan masa depannya? Beri pendapat saudara.

Leave a comment